Jeko dan Joko
Besoknya aku datang pagi-pagi ke tempat latihan the koboi berharap akan diajarin cara ngeband, aku tiba di tempat lebih dulu dari siapapun, hanya aku di sana mencoba berbagai alat music di tempat latihan itu, sejam kemudian personil the koboi lainnya datang, “wah rajin banget lu jeko”, sahut alex.
“Perkenalkan ini teman baru kita jeko, dia bertugas mlayani kita”, alex memperkenalkan diriku pada teman bandnya, “cihui”, teriak aldi, bragi, dan steni, personil band the koboi lainnya, dengan perasaan dilecehkan aku tersenyum, maklum aku di sini ingin menjadi personil band juga bukan jadi pelayan.
Setiap manggung aku hanya bertugas menyiapkan keperluan mereka saja, aku muak diperlakukan seperti itu, terkadang aku tampil bersama mereka di panggung namun hanya sebagai pemegang mixs dan pemegang bendera the koboi, “maaf alex, aku di sini ingin menjadi personil the koboi bukan jadi pelayan seperti ini, bolehkah aku menjadi vokalismu”, pintaku pada alex, “apa??, he2.., kamu bercanda, itu tidak mungkin tanpamu kita sudah terkenal, kamu hanya merusak band kami saja!!”, tegas alex pada ku. Semenjak itulah aku pergi dan meninggalkan band the koboi, dan kembali dengan rutinitas lamaku yaitu mengamen di jalan sudirman dekat dengan kampus udayana.